Tuesday 7 August 2018

Mengapa Mendaki Gunung ?


Pendakian gunung atau mountaineering yang di Eropa dikenal dengan Alpinism adalah olahraga, profesi dan rekreasi yang di dalamnya termasuk panjat tebing. Mendaki gunung adalah bentuk yang lebih menantang daripada sekedar jalan kaki naik turun gunung untuk menikmati pemandangan atau hiking.


Ada banyak alasan mengapa para pendaki terlibat dalam kegiatan ini. Salah satunya adalah dalam olahraga ini menuntut tantangan individu pada kemampuan dan keterampilan yang dimiliki; selain itu juga dituntut kemampuan seorang pendaki dapat menyatu dengan alam.

Yang tidak kalah penting adalah para pendaki gunung juga dituntut kemampuan dalam hal panjat tebing. Tetapi secara umum tujuan orang - orang yang mendaki gunung adalah menggapai tempat - tempat tertinggi untuk menikmati keindahan dimana tidak setiap orang bisa mendapatkannya.

Ada 3 bentuk dasar pendakian yang disesuaikan dengan irama kebutuhannya.
  1. Pendakian gunung yang melibatkan panjat tebing ( Rock Climbing ) yang begitu popular di kalangan pendaki. Dimana pendakian melibatkan pemanjatan pada lereng - lereng batu dan tebing.
  2. Pendakian Gunung salju. Pendakian ini memiliki resiko yang lebih membahayakan dan membutuhkan kemampuan mengenali medan. Biasanya diperlukan peralatan khusus untuk melakukannya.
  3. Kombinasi dari keduanya di atas. Untuk melakukan hal ini biasanya seorang pendaki harus memiliki pelatihan dan pengalaman yang cukup baik.
Walaupun cedera dan kecelakaan sering terjadi di gunung, namun kenyataannya kegiatan ini tetap  menyenangkan. Berbagai masalah dapat dihindari melalui persiapan, baik pelatihan dan kondisi fisik yang baik.

Juga kemampuan pendaki dalam Tim pendakian untuk dapat bekerjasama  mengantisipasi kejadian yang tidak terduga. Selain itu, dalam dunia pendakian gunung 'pengalaman adalah guru yang terbaik'. Bergabung dengan kelompok - kelompok pendaki serta membaca buku - buku dan artikel gunung juga sangat bermanfaat untuk memulai petualangan kita.

MENGAPA MENDAKI GUNUNG?
Mendaki gunung adalah kombinasi olahraga dan kegiatan rekreasi untuk mengatasi tantangan dan bahaya pada lereng dan jurang untuk mendapatkan pemandangan yang indah dari puncaknya walaupun harus melewati kesulitan ataupun memanjat tebing menjelang puncaknya. Ada beberapa alasan mengapa orang terlibat dalam kegiatan ini:
  1. Mendaki gunung adalah menyelesaikan tantangan dan mengukur kemampuan individu dalam skala yang berbeda. Orang yang mencintai petualangan, olahraga ini akan memberikan rasa antusias dan pemenuhan rasa menaklukkan dunia pada saat tiba di puncaknya. Menyaksikan pemandangan yang indah biasanya adalah hasil dari semuanya.
  2. Mendaki gunung adalah kegiatan fisik yang sangat baik untuk kesehatan. Ini merupakan bentuk latihan di mana ketika kita menikmati tantangan juga harus mengeluarkan energi yang besar pada saat yang sama. Efek dari olahraga juga akan meningkatkan kekuatan tubuh dan daya tahan.
  3. Mendaki gunung menawarkan eksplorasi keindahan alam. Sebagian besar pecinta kegiatan ini menemukan rasa cinta kepada alam bebas melalui kegiatan ini, Kegiatan ini juga membawa mereka lebih dekat kepada kebebasa dan kehidupan liar. Selain itu, perjalanan ke puncak gunung akan menyajikan keindahan alam yang begitu sempurna
  4. Mendaki gunung mengembangkan beberapa keterampilan dan melatih kita melakukan persiapan menghadapi masalah, memberikan kewaspadaan, kesabaran, kepercayaan diri, dan kerja kelompok. Dalam hal ini kegiatan mendaki gunung dapat dilihat sebagai refleksi dari kehidupan nyata di mana kita harus bekerja keras untuk mencapai tujuan kita. Menekankan disiplin begitu penting sebagai nilai tambah di setiap pendakian.
  5. Mendaki gunung juga merupakan kegiatan untuk membangun persahabatan antara sesama pendaki dan petualang. Pendakian yang menyenangkan adalah sebuah petualangan yang menyenangkan dalam berbagi dan mengikat rasa persahabatan. Kepekaan kebutuhan dalam sebuah kelompok ada akhirnya membentuk sebuah ikatan yang kuat.
  6. Mendaki gunung merupakan bentuk relaksasi. Meskipun kegiatan ini menuntut fisik yang kuat namun akan menjauhkan kita dari rasa bosan terhadap rutinitas kegiatan setiap hari. Lingkungan yang indah dapat menghilangkan stres dari besarnya tanggung jawab pekerjaan kantor dan rutinitas harian. Mendaki gunung biasanya dipakai sebagai alat keluar dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan kota.

Bersalaman?’.. pandang wajahnya ya..?? Dan Erat


                Bersalaman adalah bagian dari komunikasi nonverbal. Sebagai bagian dari komunikasi, seharusnya ada adab bersalaman yang baik. Adab bersalaman adalah lakukan kontak mata, tersenyumlah, berhenti bergerak walaupun satu detik saja, jangan perhatikan orang lain waktu kita bersalaman dengan seseorang.
            Ironisnya, sering penulis menemui seseorang bersalaman tetapi pandangan matanya tertuju pada orang lain... kasian sekali orang yang diajak bersalaman tersebut. Pasti merasa sangat tidak dihargai. Dengan berbicara sekedarnya, orang itupun juga masih tidak melihat orang yang diajak bersalaman tadi... ck-ck-ck. Akhirnya penilaian saya pada orang itu adalah “ dia tidak bisa menghargai orang lain ”. Pepatah mengatakan “ kita akan dihormati dan dihargai orang lain bila kita juga menghargai dan menghormati orang lain pula “. Salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan kepada orang lain adalah menggunakan kontak mata kita secara serius memandang lawan bicara kita ( atau yang kita ajak bersalaman ) walaupun hanya sebentar. 
            Kontak mata sebagai bagian dari komunikasi nonverbal, memiliki peran besar dalam berkomunikasi. Ada aturan – aturan yang berlaku tentang apa yang kita lihat, dimana kita boleh memandang orang lain dan untuk berapa lama. Kontak mata secara umum dimasukan dalam kategori makna: sedang mencari informasi, menunjukan perhatian dan ketertarikan, mengendalikan interaksi, mengancam, memberikan umpan balik pada saat berbicara maupun mengemukakan sikap.,
            Bentuk – bentuk kontak mata dan makna yang tersirat antara lain adalah: terlalu sering kontak mata bermakna menganggu ketenangan orang lain, komunikasi berlebihan, kurang respek, serta bermakna ancaman; terlalu sedikit kontak mata (mengalihkan kontak mata) bermakna tidak memberi perhatian, tidak sopan, atau pemalu; memalingkan kontak mata dengan menatap ke bawah bermakna tunduh ataupun pasrah.
Memberi senyuman pada saat kontak mata dengan orang yang bersalaman dengan kita juga sangat menunjukkan kita menghormati orang tersebut. Jangan tersenyum tetapi kontak mata kita ditunjukan pada orang di samping orang yang kita ajak bersalaman. Atau bahkan bersalaman dengan pandangan kemana-mana (mungkin sambil mencari tempat duduk atau memperhatikan orang lain). Hal ini sering penulis lihat pada saat menjadi penerima tamu di suatu resepsi. Ibu-ibu sering memberikan tangannya tetapi mata tertuju pada orang lain, bahkan sambil tengak-tengok ke arah lain.
Bahasa tubuh (gesture) pada saat bersalaman juga harus diperhatikan. Berhenti sedetik (bila kita sedang berjalan) untuk berhadapan dengan orang yang kita ajak bersalaman juga bagian dari adab bersalaman. Posisikan tubuh berhadapan dengan orang tersebut, bukan miring. Yang pasti bahasa tubuh kita secara keseluruhan kita ajak untuk bisa menyesuaikan diri sewaktu berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. (Blepot)
 
Bagaimana dengan Anda?                                                      

Ini Dia Tipe Pendaki Gunung Kekinian Yang Muncul Akibat Perkembangan Zaman!


Jaman sekarang, sepertinya mendaki gunung telah berubah menjadi sebuah lifestyle baru buat anak muda. Mungkin juga akan ada yang bilang, kalau belum naik gunung nggak bakal keren! Bahkan ada yang bilang, anak gaul sekarang mainnya bukan ke mall, tapi naik gunung!
Pantesan sekarang banyak yang alay di gunung! *loh*

Jangan di share ah, ntar rusak sama anak gaul! *hancur sudah citra pecinta alam dengan anak gahol!*

Jangan di share ah, ntar rusak sama anak gaul! *hancur sudah citra pecinta alam dengan anak gahol!*
Apapun, karena yang namanya naik gunung sekarang ini semakin ngehits, mulai muncul deh beberapa tipe pendaki baru yang (sayangnya) malah membuat citra para pendaki gunung menjadi nggak baik. Nah pendaki seperti apa sih mereka? Penasaran? Coba deh baca ini!

1. Pendaki Kertas


Pendaki Gunung Sejati Pasti Tak Akan Lakukan Ini!

Pendaki Gunung Sejati Pasti Tak Akan Lakukan Ini!
Nah, ini nih yang sekarang ini mulai rame dan makin ngehits! Entah ide siapa dan siapa juga yang ngajarin kalau yang namanya naik gunung jaman sekarang itu harus bawa spidol dan kertas! Iya, sepertinya spidol dan kertas ini adalah barang wajib buat para Pendaki Kertas ini. (Baca Juga : Pendaki Gunung Sejati Pasti Tak Akan Lakukan Ini!)
Mungkin juga mereka nggak peduli dengan peralatan survival atau bahkan perlengkapan mendaki gunung yang lain. Mungkin juga para Pendaki Kertas ini merasa bisa survive di gunung cuma dengan bermodalkan kertas dan spidol. Asal bisa selfie sambil bawa kertas, peduli amat meski pulang tinggal nama? Iya nggak?
O iya, ngapain juga sih sebenarnya bawa gituan (red : Kertas dan spidol) ke gunung? Apalagi kalau ujung – ujungnya kalian buang tuh kertas sembarangan digunung. Mending kalian selfie sambil monyogin bibir deh! Itu jauh lebih keren daripada kalian foto selfie pake bawa kertas, terus dibuang begitu saja.

2. Pendaki Pemetik Bunga


itu edelweis ngapain dipetik bang?

Itu edelweis ngapain dipetik bang?
Kalian pernah mendengar dengan yang namanya “Pendekar Pemetik Bunga”? Kalau iya, selamat! Berarti masa kecil kalian jauh lebih bahagia karena pernah nonton film seri Wiro Sableng. Weits! Tapi apa dong hubungannya si Pendekar Pemetik Bunga ini dengan Pendaki Pemetik Bunga?
Yap, ada yang bilang tipe pendaki ini naik gunung karena ingin memetik bunga sekalian. Nggak tanggung – tanggung, yang dipetik itu Bunga Edelweiss men! Mungkin maksudnya buat di kasih ke gebetan, terus berharap agar cinta mereka abadi sampai mati gitu! Mending, kalau ada cowok ngasih Edelweiss ke kamu, putusin aja deh! Dia nggak bisa melindungi alam, gimana mau melindungi kamu? Ya nggak!

Stop petik edelweiss!

Stop petik edelweiss!
Iya, Bunga Edelweiss ini memang dilindungi karena memiliki masa hidup yang pendek. Pasalnya, Bunga Edelweiss ini setelah dipetik beberapa kali dia tidak dapat menghasilkan benih dan akan segera mati. Setelah mati bunga ini akan lenyap dari lingkungan tumbuhnya. Sedih nggak? Masih ingin metik Edelweiss ini?
Mending kamu selfie di depannya aja, dengan pose yang paling cakep, terus kirim ke gebetan! Bakal klepek – klepek dah doi!

3. Pendaki Sok Nasionalis


Pendaki anti mainstream *gundulmu*

Pendaki anti mainstream *gundulmu*
Ini mungkin adalah tren terbaru, tetapi nggak bisa dibiarin juga sih! Biar nanti nggak kayak Pendaki Kertas yang makin menggila! Pendaki ini muncul mungkin karena mereka nggak mau di bilang mainstream mendaki dengan membawa bendera merah putih yang biasa. Akhirnya, mereka corat – coret dulu benderanya, baru deh dipake foto! Keren kan?

4. Pendaki Karbitan


Buat apa sih selfie sambil bawa kertas?

Buat apa sih selfie sambil bawa kertas?



Pendaki Karbitan
Kalau yang ini, biasanya pendaki yang mungkin meremehkan gunung. Mereka mendaki tanpa persiapan yang mumpuni, dan bahkan tak jarang mereka mendaki dengan tanpa perlengkapan sekali. Hasilnya, biasanya mereka ini yang suka bikin repot tim SAR, buat menyelamatkan mereka.
Bahkan nggak jarang, banyak yang pulang hanya tinggal nama. Sedih sih kalau ngeliatnya, tetapi bagaimana lagi! Gunung tetaplah gunung, alam liar yang nggak bisa diajak kompromi, karena itu berusahalah dengan persiapan yang baik sebelum mendaki gunung ya :) (Baca Juga : Survival Skill Yang Berguna Ketika Naik Gunung Atau Di Alam Bebas!)

5. Pendaki Film 5CM


Jangan cuma naik gunung karena nonton film saja :) tetapi pertimbangkan baik - baik sebelum naik gunung :)

Jangan cuma naik gunung karena nonton film saja :) tetapi pertimbangkan baik – baik sebelum naik gunung :)
Film memang selalu berhasil bikin booming suatu hal. Nggak ketinggalan dengan tayangnya film 5CM dengan latar pendakian Gunung Semeru ini. Hasilnya, jalur pendakian gunung semeru nggak jauh beda dengan orang yang mau ke pasar sekarang.
Iya, banyak banget anak muda yang mau mendaki gunung setelah nonton ini! Well, kalau naiknya dengan persiapan dan sesuai etika mendaki gunung sih nggak apa. Tetapi kayaknya sih masih banyak yang naik gunung tanpa persiapan yang bagus, alias banyak yang masih jadi pendaki karbitan.
***

Yay! Mari kita bersihkan Gunung Rinjani dari sampah!

Yay! Mari kita bersihkan Gunung Rinjani dari sampah!
Nah, udah tau kan sekarang yang namanya pendaki kekinian ini? Maksudnya sih bukan buat menjelekkan pihak manapun, tetapi buat memberi pelajaran agar menjadi pendaki gunung yang baik. Bukan cuma pendaki gunung yang nggak peduli sama sekali dengan alam. Yuk, jadi pendaki gunung yang smart!

Gunung bukan tempat sampah, bawa pulang sampahmu cuk!